REVIEW JURNAL Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia
Review
Jurnal
NAMA
:
Angga Yudha Windhiarto
NPM :
16220064
KELAS :
3B/Pendidikan Ekonomi
MAKUL
:
Kewirausahaan
Judul Jurnal
:
Intensi Kewirausahaan Mahasiswa:
Studi
Perbandingan Antara
Indonesia,
Jepang dan Norwegia.
Nama
jurnal : Jurnal Ekonomika dan
Bisnis Indonesia
Volume dan tahun :
Vol. 23, No. 4, Oktober 2008
Penulis jurnal :
Nurul Indarti dan Rokhima Rostiani
Tujuan
penelitian : Memberikan
gambaran mengenai intensi kewirausahaan di tiga negara
dengan latar belakang
berbeda
Teori-
teori yang digunakan :
1.
Kebutuhan akan prestasi
McClelland (1961, 1971) telah
memperkenalkan konsep kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu
motif psikologis.
2. Efikasi
diri
Bandura (1977:
2) mendefinisikan efikasi diri sebagai kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.
3.
Elemen kontekstual
Tiga faktor lingkungan yang
dipercaya mempengaruhi wirausaha yaitu akses mereka kepada modal,
informasi dan kualitas jaringan sosial yang dimiliki, yang kemudian disebut kesiapan
instrumen (Indarti, 2004).
Faktor demografis: jender, umur, pendidikan dan
pengalaman bekerja
4. Latar belakang pendidikan
Latar belakang pendidikan seseorang
terutama yang terkait dengan bidang usaha, seperti bisnis dan
manajemen atau ekonomi dipercaya akan mempengaruhi keinginan dan minatnya untuk memulai
usaha baru di masa mendatang.
5.
Pengalaman kerja
Kolvereid (1996) menemukan bahwa
seseorang yang memiliki pengalamanbekerja mempunyai intensi kewirausahaan yang
lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah bekerja sebelumnya.
6.
Data dan Metodologi
Sampel penelitian ini adalah
mahasiswa sarjana (S1) dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia, Agder
University College, Norwegia dan Hiroshima University of Economics (HUE),
Jepang.
7.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan
dengan analisis regresi terhadap variabel-variabel independen: kebutuhan
akan prestasi, efikasi diri dan kesiapan instrumen.
HIPOTESIS
:
Hipotesis 1: Kebutuhan akan prestasi mempengaruhi intensi kewirausahaan
Hipotesis 2: Efikasi diri berpengaruh terhadap intensi kewirausahaana
Hipotesis 3: Kesiapan instrumen berpengaruh terhadap intensi
kewirausahaan
Hipotesis 4: Intensi kewirausahaan berhubungan
dengan jender; laki-laki mempunyai intensi kewirausahaan lebih tinggi.
Hipotesis 5: Mahasiswa yang berusia muda memiliki
intensi kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang berusia tua.
Hipotesis 6: Mahasiswa yang berlatar belakang
pendidikan ekonomi dan bisnis memiliki intensi kewirausahaan yang lebih tinggi
dibandingkan mereka yang berlatar belakang pendidikan non-ekonomi dan bisnis..
Hipotesis 7: Mahasiswa yang memiliki pengalaman
kerja memiliki intensi kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
mereka yang belum pernah bekerja sebelumnya.
Subyek penelitian dan jumlah responden :
Subyek penelitian : Sampel penelitian ini adalah mahasiswa
sarjana (S1) dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia, Agder University College,
Norwegia dan Hiroshima University of Economics (HUE), Jepang.
Jumlah responden :sampel keseluruhan adalah
332; 130 mahasiswa Indonesia (tingkat kembalian = 65%) , 81 mahasiswa Jepang
(tingkat kembalian = 81%) dan 121 mahasiswa Norwegia (tingkat kembalian = 60%).
Metode penelitian :
Dalam hasil ini metodenya menggunakan metode
kuantitatif.Metode kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang
penelitiannya di dasarkan pada angka.Penelitian kuantitatif yaitu penelitin
ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan –
hubungannya. Tujuannya sendiri menggunakan model sistematis dan hipotesis.
Metode analisis data : dalam penelitian ini menggunakan
uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, aji korelasi.
Hasil penelitian :
1.
Secara umum, penelitian menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
intensi kewirausahaan berbeda antara satu negara dengan negara yang lain.
Efikasi diri terbukti mempengaruhi intensi mahasiswa Indonesia dan Norwegia.
Kesiapan instrumen dan pengalaman bekerja sebelumnya menjadi faktor penentu
intensi kewirausahaan bagi mahasiswa Norwegia. Latar belakangan pendidikan
menjadi faktor penentu intensi bagi mahasiswa Indonesia, hanya dengan arah
berlawanan.
2.
Kebutuhan akan prestasi, umur, dan jender tidak terbukti secara
signifikan sebagai prediktor intensi kewirausahaan.
3.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel-variabel terkait
dengan kepribadian, instrumen, dan demografi bersama-sama secara signifikan
menentukan intensi kewirausahaan. Meskipun, kesemuanya hanya mampu menjelaskan
sebesar 28,2% untuk Indonesia, 14,2% untuk Jepang dan 24,8% untuk Norwegia.
Kesimpulan
Menurut saya bahwa jaringan social mempengaruhi
intense kewirausahaan,yang latar belakangnya terutama pendidikan seseorang yang
terkait dengan bidang usaha antara nya bias belajar tentang bisnis dan
manajemen sesuai minat untuk memulai usaha tertentu dimasa mendatang yang bias
menghasilkan kesuksesan. Dan dalam usaha seseorang harus mempunyai
pengalaman dan mempunyai intense kewirausahaan
yang tinggi. Dan menurut saya pengaruh
jender atau jenis kelamin menjadi seorang wirausaha sangat penting,bahwa
mahasiswa laki-laki memiliki intense yang lebih kuat dibanding mahasiswa
perempuan.
Saran
Menurut saya menjadi seorang pengusaha tidak
harus memiliki pengalamn kerja dulu karena menjadi usahawan dimulai dari nol
dan itu harus mempunyai sifat social yang tinggi dan selalu berusaha meskipun
gagal,yang terpenting tidak pantang menyerah.
untuk jurnal dan review bisa download di link bawah ini
review jurnal : http://www.mediafire.com/file/ne225nec6x1tbbg/review+jurnal.docx
review jurnal : http://www.mediafire.com/file/ne225nec6x1tbbg/review+jurnal.docx
Komentar
Posting Komentar